BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

waktunya untuk bahagia?

29.03.09 11.16pm
Aku gak tauk apa langkah yang aku ambil benar atau salah. Apa aku jahat, egois, munafik, pembohong atau sebutan sama lainnya. Tapi satu hal yang pasti, aku ambil keputusan ini bukan dengan semudah membalikkan telapak tangan. Aku memikirkan akibat apa yang mungkin akan ada didepan sana. Aku tetap memikirkan sekelilingku. Dan pada akhirnya aku ambil keputusan, "aku juga berhak untuk membahagiakan diriku sendiri". Apa ini waktu yang tepat atau enggak aku gak tauk. Tapi aku benar2 membiarkan hatiku yang berbicara (setelah perjuangan yang begitu panjang). Aku membuang jauh2 semua logika ku. Karena hati dan logika gak pernah sejalan, aku sadar akan hal itu. Keputusan ini ada setelah aku konsultasi ke beberapa orang terdekat ku. Ada yang bilang "semua orang pernah melakukan kesalahan mei, dan lo juga termasuk manusia biasa yang pasti pernah ngelakuin salah juga. lihat usaha dia untuk berubah...", sahabat ku yang satu lagi bilang.. "semua orang berhak mendapatkan 1 atau ber-ribu2 kesempatan mei. coba bayangkan kalau km yang ada di posisi dia...." tapi ada juga yang gak setuju dengan pilihan ku "yyyaa.. tapi semua kembali ke km sih mei. yang jalanin kan km, yang tauk senang dan sedihnya kan km.. so up to you sist.. tapi asal tauk aja, kapan pun km jatuh dan butuh sandaran, aku masih tetap ada kok.."
Sampai hari ini aku masih belum yakin akan keputusan yang aku ambil, dan dia tauk akan hal ini karena memang aku gak pernah menyembunyikan sesuatu. Dan aku sangat senang cara dia meyakin kan aku dengan bilang tetap akan menunggu hingga aku yakin 100%. Terkadang aku merasa ini seperti memang jalan Tuhan. Seperti ini jawaban akan doa simple ku. Dan aku berusaha untuk meyakini hal itu. Aku hanya meminta Tuhan untuk mengabil kesedihan ini dari hati ku dan Tuhan menjawabnya dengan lebih. Dia mengembalikan tawa ku lagi dengan cara Nya dan aku sangat bersyukur akan hal itu.
Sekarang ini, aku cuma berusaha untuk membahagiakan diri ku walau ku tauk dan sadari kalau belum tentu ini waktu yang tepat. Tapi aku gak mau menyesal dalam hidup ku. Aku gak mau suatu saat aku mengalami penyesalan hanya karena ketakutan ku untuk bahagia. Dan semoga Tuhan membantu ku untuk keputusan yang sudah aku ambil ini..
Terima kasih Tuhan karena sudah mendengarkan doa ku..

Lucky

Aku gak tauk apa aku termasuk "lucky" or enggak, tapi aku suka banget lagu ini. akhirnya aku emang dapet mp3 lagu ini dari Mba Erna tapi setelah beberapa teman coba kirim by email yang langsung di tolak oleh server email kantor ku, mungkin karena file yang terlalu besar. dan bodohnya lagi, setelah heboh mencari lagu ini, ternyata beberapa hari kemudian aku malah nemu di notebook ku, yang ternyata udah di copy oleh bams beberapa hari yang lalu.. cape ddeeeehhh.. >.<
please enjoy the song




Do you hear me,
I'm talking to you
Across the water across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my, baby I'm trying
Boy I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Ooohh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh

They don't know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye
I wish we had one more kiss
I'll wait for you I promise you, I will

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Lucky we're in love every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

And so I'm sailing through the sea
To an island where we'll meet
You'll hear the music fill the air
I'll put a flower in your hair
Though the breezes through trees
Move so pretty you're all I see
As the world keeps spinning round
You hold me right here right now

I'm lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
I'm lucky we're in love every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

“aku belum dewasa, aku tauk dan maafkan aku untuk itu”

27.03.09 03.03 am.
Setiap kali masalah ada di hadapan ku, biasanya aku selalu berusaha untuk mengambil sikap layaknya orang dewasa. Jujur, aku bahkan gak mengerti apa itu dewasa. Hanya saja aku mencoba memikirkan masalah ku dengan konteks yang lebih luas. Mencari penyelesaian dengan segala kemungkinan. Berusaha mengecilkan yang ada dan menghilangkan yang kecil. Dan biasanya aku cukup tegas. Tapi ada kalanya aku jatuh, lemah, bahkan kadang bertingkah bodoh. Aku begini biasanya kalau sudah berhadapan dengan segala sesuatu tentang dia. Rasanya ingin sekali aku pergi dari segala hal tentang dia. Melupakan dia dan semua hal yang berhubungan dengan dia. Tapi aku tersadarkan kalau hampir semua hidupku berhubungan dengan nya. Dan bukan suatu hal yang mustahil untuk bisa benar2 menghilangkan semua tentang dia. Maka aku menyerah dan ini salah satu bentuk kelemahan ku. Kelemahan ku yang berikutnya mengenai dia adalah, sering kali aku tanpa sengaja menghilangkan strategi2 yang biasa aku punya untuk menyelesaikan masalah tadi. Segala sesuatu yang berhubungan dengan dia akan membuatku bersikap konyol. Hal yang tadinya tak ada menjadi ada, yang kecil menjadi besar dan ini merumitkan ku. Pikiran-pikiran itu akan selalu datang, terlebih setelah kejadian itu. Keyakinan dan kepercayaan ku berkurang atau bahkan hilang. Dan bodohnya walaupun begitu rasa itu justru tak bisa hilang. Damn. Harus ku akuin ini adalah kelemahan ku yang kesekian. Harus ku akuin kalau cinta kadang membuatku terlihat bodoh. Aku sadar dan tak bisa menghindar. Jadi ingat lagu “something stupid like I love u”. apa mencintai orang adalah hal yang bodoh atau malah jadi membuat kita bodoh. Fffuuuhhh… tapi yang pasti dalam setiap hubungan pasti ada salah paham. Oh God… harus kuakui kalau contoh kecil yang selalu membuat salah paham adalah facebook. Rasanya ingin sekali aku menutup account ku di facebook agar terhindar dari salah paham tadi. Tapi apa hendak dikata, aku terlanjur cinta dan ada begitu banyak teman yang tak bisa ku hindari di situ. Akhirnya aku mencoba berdamai dengan nya mengenai facebook dengan cara “menahan diri”. Itu bukan hal yang gampang yang harus aku jalanin. Bagaimana bisa aku menahan diri ku? Hal ini sedikit terlihat bodoh, tapi semoga dengan ini mei menjadi lebih dewasa. Kadang terpikirkan oleh ku, apa untuk menjadi orang dewasa harus jadi melakukan hal yang bodoh? Misalnya aja, kita sadar akan hal itu tapi menghindar karena sebagai orang dewasa hal itu tak harusnya dibahas atau dilakukan atau apa lah. Bodoh kan.. dan bisa dibilang hal ini juga salah satu hal bodoh dari mencintai orang. Dah tauk menahan diri itu gak gampang tapi tetap akan berusaha untuk orang kita cintai. Another stupid thing just because I love u.

Ok back to the topic. Aku sadar kalau aku belum dewasa. Apalagi kalau sudah berhubungan dengan dia. Aku akuin itu. Kadang pada saat kita sedang dalam kondisi yang biasa aja, seperti sore ini di parkiran motor, dengan bodoh (another stupid thing) nya aku akan bilang “ aku masih kekanakan ya? Tapi entah mengapa ini hanya yang berhubungan dengan kamu lho..” dan biasanya dia akan jawab “ aku tauk”. Yup.. titik. Benaran titik. Karena aku gak mau bahas itu lebih panjang walaupun sebenarnya ada banyak argument di kepalaku. Misalnya, “wajar dong aku bermanja2 ria ama kamu, masa iya ama orang lain” atau argument berikutnya “kamu juga gak perlu terlihat dewasa kok” atau yang lainnya. Tapi kalau aku benar2 memperpanjang lagi maka aku akan semakin terlihat semakin tidak dewasa. Bukannya aku gak berusaha. Mungkin tanpa dia sadari aku juga pernah tampil dewasa terhadap nya. Dengan hubungan yang ada ini lagi, bisa dikatakan aku cukup dewasa lho.. hhheeeiii.. memaafkan itu gak gampang lho. Tapi aku melewati fase itu dengan sukses. Seperti shout out di facebook beberapa hari yang lalu “cinta menghilangkan benci dan sakit hati”. Ternyata gak selalu hal bodoh dari cinta. Aku tertawa geli.

Dengan mengakui ketidak dewasaan ku apa itu sudah termasuk salah satu tindakan dewasa gak ya?
“aku belum dewasa, aku tauk dan maafkan aku untuk itu”

Ok. Stop. Enough mei. Time to sleep.