27.03.09 03.03 am.
Setiap kali masalah ada di hadapan ku, biasanya aku selalu berusaha untuk mengambil sikap layaknya orang dewasa. Jujur, aku bahkan gak mengerti apa itu dewasa. Hanya saja aku mencoba memikirkan masalah ku dengan konteks yang lebih luas. Mencari penyelesaian dengan segala kemungkinan. Berusaha mengecilkan yang ada dan menghilangkan yang kecil. Dan biasanya aku cukup tegas. Tapi ada kalanya aku jatuh, lemah, bahkan kadang bertingkah bodoh. Aku begini biasanya kalau sudah berhadapan dengan segala sesuatu tentang dia. Rasanya ingin sekali aku pergi dari segala hal tentang dia. Melupakan dia dan semua hal yang berhubungan dengan dia. Tapi aku tersadarkan kalau hampir semua hidupku berhubungan dengan nya. Dan bukan suatu hal yang mustahil untuk bisa benar2 menghilangkan semua tentang dia. Maka aku menyerah dan ini salah satu bentuk kelemahan ku. Kelemahan ku yang berikutnya mengenai dia adalah, sering kali aku tanpa sengaja menghilangkan strategi2 yang biasa aku punya untuk menyelesaikan masalah tadi. Segala sesuatu yang berhubungan dengan dia akan membuatku bersikap konyol. Hal yang tadinya tak ada menjadi ada, yang kecil menjadi besar dan ini merumitkan ku. Pikiran-pikiran itu akan selalu datang, terlebih setelah kejadian itu. Keyakinan dan kepercayaan ku berkurang atau bahkan hilang. Dan bodohnya walaupun begitu rasa itu justru tak bisa hilang. Damn. Harus ku akuin ini adalah kelemahan ku yang kesekian. Harus ku akuin kalau cinta kadang membuatku terlihat bodoh. Aku sadar dan tak bisa menghindar. Jadi ingat lagu “something stupid like I love u”. apa mencintai orang adalah hal yang bodoh atau malah jadi membuat kita bodoh. Fffuuuhhh… tapi yang pasti dalam setiap hubungan pasti ada salah paham. Oh God… harus kuakui kalau contoh kecil yang selalu membuat salah paham adalah facebook. Rasanya ingin sekali aku menutup account ku di facebook agar terhindar dari salah paham tadi. Tapi apa hendak dikata, aku terlanjur cinta dan ada begitu banyak teman yang tak bisa ku hindari di situ. Akhirnya aku mencoba berdamai dengan nya mengenai facebook dengan cara “menahan diri”. Itu bukan hal yang gampang yang harus aku jalanin. Bagaimana bisa aku menahan diri ku? Hal ini sedikit terlihat bodoh, tapi semoga dengan ini mei menjadi lebih dewasa. Kadang terpikirkan oleh ku, apa untuk menjadi orang dewasa harus jadi melakukan hal yang bodoh? Misalnya aja, kita sadar akan hal itu tapi menghindar karena sebagai orang dewasa hal itu tak harusnya dibahas atau dilakukan atau apa lah. Bodoh kan.. dan bisa dibilang hal ini juga salah satu hal bodoh dari mencintai orang. Dah tauk menahan diri itu gak gampang tapi tetap akan berusaha untuk orang kita cintai. Another stupid thing just because I love u.
Ok back to the topic. Aku sadar kalau aku belum dewasa. Apalagi kalau sudah berhubungan dengan dia. Aku akuin itu. Kadang pada saat kita sedang dalam kondisi yang biasa aja, seperti sore ini di parkiran motor, dengan bodoh (another stupid thing) nya aku akan bilang “ aku masih kekanakan ya? Tapi entah mengapa ini hanya yang berhubungan dengan kamu lho..” dan biasanya dia akan jawab “ aku tauk”. Yup.. titik. Benaran titik. Karena aku gak mau bahas itu lebih panjang walaupun sebenarnya ada banyak argument di kepalaku. Misalnya, “wajar dong aku bermanja2 ria ama kamu, masa iya ama orang lain” atau argument berikutnya “kamu juga gak perlu terlihat dewasa kok” atau yang lainnya. Tapi kalau aku benar2 memperpanjang lagi maka aku akan semakin terlihat semakin tidak dewasa. Bukannya aku gak berusaha. Mungkin tanpa dia sadari aku juga pernah tampil dewasa terhadap nya. Dengan hubungan yang ada ini lagi, bisa dikatakan aku cukup dewasa lho.. hhheeeiii.. memaafkan itu gak gampang lho. Tapi aku melewati fase itu dengan sukses. Seperti shout out di facebook beberapa hari yang lalu “cinta menghilangkan benci dan sakit hati”. Ternyata gak selalu hal bodoh dari cinta. Aku tertawa geli.
Dengan mengakui ketidak dewasaan ku apa itu sudah termasuk salah satu tindakan dewasa gak ya?
“aku belum dewasa, aku tauk dan maafkan aku untuk itu”
Ok. Stop. Enough mei. Time to sleep.
0 komentar:
Posting Komentar